IQNA

Nilai dan Kedudukan Manusia dalam Dunia Penciptaan

12:15 - August 01, 2022
Berita ID: 3477104
TEHERAN (IQNA) - Dari sudut pandang Alquran, manusia adalah makhluk yang lebih unggul dari makhluk lain melalui akal; fitur ini, bersama dengan fitur lainnya, telah membuat manusia dipilih sebagai khalifatullah di atas muka bumi.

Struktur manusia adalah struktur ciptaan yang terbaik, sebagaimana dinyatakan dalam Alquran:

لقد خلقنا الانسان فی احسن تقویم

"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk fisik yang sebaik-baiknya" (QS. At-Tin: 4). Makhluk ini memiliki kapasitas dan bakat yang besar dan ingin mencapai yang tak terbatas.

Menurut Alquran, manusia adalah makhluk yang ditiupkan ke dalam dirinya roh Tuhan dan dibentuk sedemikian rupa sehingga Tuhan menciptakan makhluk lain di alam semesta untuknya dan di bawah kendalinya sehingga ia dapat menggunakannya untuk efisiensi dan kemajuannya.

Semua hal ini menunjukkan fakta bahwa manusia memiliki kemuliaan dan keutamaan esensial, dan kemuliaan ini dalam maqom kemanusiaannya. Kapasitas ini ada pada semua manusia; cukup bagi seseorang untuk menyadari kapasitas ini dan berupaya menuju perkembangannya.

Alquran memandang penumbuhan akal dan pikiran sebagai salah satu faktor dan unsur yang membentuk manusia, karena manusia dapat menikmati kehidupan yang bahagia melalui pengembangan akal dan pikirannya yang tepat dan menggunakannya untuk tujuan penciptaan, karena dalam wujud manusia terdapat segala keinginan dan hasrat yang masing-masing berperan penting dalam mencapai kebahagiaan dan kemajuannya.

Umat ​​manusia tidak dapat mengetahui jalan kebahagiaan melalui bimbingan alam dan bergerak ke arah ini. Meskipun hewan berjalan menuju kesempurnaan dengan bimbingan alami, insting dan menggunakan alat naluri untuk mencapai kesempurnaannya, tetapi insting ini tidak memiliki kekuatan untuk mengambil alih peran kepemimpinan manusia dan menyelamatkan manusia dari penyimpangan dan kejatuhan. Manusia menggunakan akal untuk keselamatan dan kebahagiaannya. Akal adalah panduan pertama manusia, yang dianggap sebagai titik pembeda terpenting antara manusia dan hewan. Dalam Alquran, tentu saja, memiliki akal dan menggunakan rasionalitas juga disebutkan sebagai titik pembeda antara orang yang beriman dan orang yang tidak beriman. Dalam pengertian ini, meskipun orang-orang kafir adalah manusia seperti orang-orang beriman dan memiliki ciri-ciri kemanusiaan, mereka tidak melihat tanda-tanda kebenaran, atau jika mereka melihatnya, mereka tidak memikirkannya, sehingga mereka tidak memiliki kekuatan untuk mencapai jalan dan kebahagiaan yang benar.

Alquran menggambarkan orang-orang yang tidak beriman dan kafir yang telah berpaling dari kebenaran sebagai berikut:

وَمَثَلُ الَّذِينَ كَفَرُوا كَمَثَلِ الَّذِي يَنْعِقُ بِمَا لَا يَسْمَعُ إِلَّا دُعَاءً وَنِدَاءً صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَعْقِلُونَ

“Dan perumpamaan bagi (penyeru) orang yang kafir adalah seperti (penggembala) yang meneriaki (binatang) yang tidak mendengar selain panggilan dan teriakan. (Mereka) tuli, bisu dan buta, maka mereka tidak mengerti”. (QS. Al-Baqarah: 171)

captcha