IQNA

Urgensi Masjid dalam Islam

16:30 - September 29, 2022
Berita ID: 3477380
TEHERAN (IQNA) - Masjid memiliki kedudukan khusus dalam Islam. Meskipun masjid dianggap sebagai pusat ibadah dan menyembah Allah swt, fungsi masjid sepanjang sejarah telah menunjukkan bahwa masjid memiliki kedudukan khusus dalam urusan sosial dan politik, di samping masalah agama.

Kata masjid disebutkan 28 kali dalam Alquran, 22 di antaranya adalah tunggal dan 6 di antaranya dalam bentuk jamak.

Dalam ayat-ayat ini telah disebutkan pentingnya dan kedudukan masjid dalam Islam, beberapa aturan masjid dan Masjidil Haram dan aturan-aturan khususnya, Masjid Al-Aqsa dan Masjid Ashabul Kahfi.

Mereka menganggap masjid sebagai rumah Allah dan untuk-Nya, itulah sebabnya hal-hal yang dilakukan di masjid-masjid yang berada di jalan Allah dan dalam arah mengingat-Nya:

وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا

“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” (QS. Al-Jin: 18)

Para ahli tafsir meyakini bahwa yang dimaksud dengan masjid adalah tempat yang dibangun untuk beribadah kepada Allah.

Menurut ayat dan riwayat, Ka'bah di Makkah adalah rumah Tauhid pertama dan tempat serta pusat pertama yang dibangun untuk menyembah Allah swt:

إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ

“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.” (QS. Ali Imran: 96)

Karena masjid memiliki kepentingan dan keutamaan di atas tempat lain, maka Allah telah mengkaitkan masjid itu dengan diri-Nya sendiri dan menganggapnya terkait dengan-Nya, sehingga dapat ditentukan keunggulannya di atas tempat lain. Mengkhususkan masjid kepada Allah memiliki aspek simbolis dan menunjukkan bahwa masjid adalah perhatian khusus Allah. Oleh karena itu, hal-hal yang dilakukan di masjid adalah untuk kepentingan Allah dan umat Islam.

Oleh karena itu, masjid merupakan pusat keimanan dan ketakwaan serta lingkungan yang suci dan bersih serta pusat peribadatan dan berdoa kepada Allah, namun sebagian orang berusaha menghalangi kehadiran umat Islam di masjid-masjid. Karena masjid sepanjang sejarah selalu menjadi basis persatuan dan empati dan benteng perang melawan kezaliman dan kerusakan, itulah sebabnya para tiran dan orang-orang perusak takut pada pusat-pusat ini dan menganggap masjid sebagai ancaman serius bagi diri mereka sendiri. Kadang-kadang mereka menghancurkan masjid-masjid dan kadang-kadang mereka menakut-nakuti atau menghalangi umat Islam untuk datang ke masjid-masjid. Allah telah menggambarkan orang-orang ini sebagai orang yang paling zalim:

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ مَنَعَ مَسَاجِدَ اللَّهِ أَنْ يُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ وَسَعَى فِي خَرَابِهَا

“Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalanghalangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya?” (QS. Al-Baqarah: 114)

captcha