IQNA

Seniman China:

Dari Kaligrafi Ayat-ayat dengan Tanpa Pengajar Sampai Dakwah Islam lewat Seni

12:31 - June 26, 2016
Berita ID: 3470486
CHINA (IQNA) - Muhammad Jamaluddin Majiyan, kaligrafer China dengan hadir dalam pameran Al-Quran internasional mengetengahkan karya-karya bernilainya dan yang perlu diapresiasi adalah tidak adanya guru, membuat kaligrafi ayat-ayat Al-Quran secara handal dan sekarang ini, lewat seni ini, pintu baru terbentang dalam mendakwahkan Islam untuk para non muslim.

 Menurut laporan IQNA, Muhammad Jamaluddin Majiyan, seniman kaligrafer China dengan berpartisipasi dalam pameran Al-Quran internasional ke 24, karya-karya indahnya dalam seni kaligrafer telah memikat para pengunjung pameran tersebut.

Ia berumur 48 tahun dan tinggal di kawasan Ningsia. Seniman China ini sampai sekarang telah membuat karya-karya indah dengan khat Nasakh.

Muhammad Jamaluddin saat wawancara dengan IQNA dengan mengisyaratkan urgensitas penyebaran budaya dan seni Islam di dunia mengatakan, kaum muslim memiliki kewajiban penting dalam menjaga dan memublikasikan seni-seni Islam. Kita adalah muslim dan seni terkandung dalam diri Islam; dengan demikian kita harus menggunakan semua kemampuan yang kita miliki untuk melindungi kebudayaan dan seni Islam.

Kaligrafer China ini menambahkan, jumlah kaligrafer terkhusus para penulis Al-Quran di China sangatlah sedikit sekali jika dibandingkan dengan populasi muslim negara ini. Pada tahun sebelumnya kondisinya lebih baik dan kita memiliki para penulis handal; namun ironisnya di masa sekarang ini, meskipun ada kecintaan masyarakat China akan seni ini, namun jumlah kaligrafer terkemuka di negara sangatlah sedikit.

Dari Kaligrafi Ayat-ayat dengan Tanpa Pengajar Sampai Dakwah Islam lewat Seni

Ia dengan mengisyaratkan tujuan penulisan ayat-ayat Al-Quran ini mengungkapkan, masalah yang lebih mengokohkan kami melebihi segala hal dalam profesi kami adalah kecintaan lebih masyarakat China, terkhusus para non muslim terhadap seni ini. Namun saya dari penulisan ayat-ayat ini adalah dengan tujuan memberikan hidayah dan memikat para non muslim kepada agama Islam. Karena ketika melihat manifestasi seni Islam, maka mereka akan semakin lebih tertarik dengan agama Islam.

Kaligrafer China terkait aktivitas seninya mengatakan, saya sedari remaja sangat tertarik dengan seni tulisan.

Namun saya belum mendapatkan kesempatan yang tepat untuk mempelajari seni ini secara handal. Pada tahun 2007 Masehi, dengan niat dan tekat yang kokoh dengan tanpa merujuk pada satu pengajarpun aku mulai menulis ayat-ayat Al-Quran. Meski dengan tanpa melihat seorang guru kaligrafer hal ini adalah hal yang sangat sukar, namun dengan latihan dan ketekunan lebih akan mempermudah hal ini. Dari sisi lain juga rasa cinta dan kesukaan dalam diri saya akan seni kaligrafi ini menyebabkan saya meraih tingkat yang dapat diterima dalam bidang ini. Pengajar asli saya dan semua kaum muslim sejatinya adalah Al-Quran itu sendiri, yang telah menghidayahi kami semua.

Muhammad Jamaluddin melanjutkan, kebanyakan saya menulis ayat-ayat Al-Quran dengan khat Nasakh dan dengan menggunakan pena yang dinamakan dengan Jawah. Saya juga menggunakan kertas untuk menulis kaligrafi, sejenis kertas nasi.

Seniman China ini dengan menegaskan kelaziman persatuan antar dunia Islam juga mengatakan, Al-quran adalah poros utama persatuan antar kaum muslimin. Allah dalam surat Al-Hujarat ayat 10 telah berfirman, "Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”. Kaum muslim laksana satu badan, dengan demikian persatuan antar mereka adalah hal yang urgen. Menurut saya barang siapa yang mengikuti ajaran-ajaran Al-Quran maka ia adalah muslim dan adanya pelbagai mazhab di dunia Islam juga tidak dapat diklaimkan sebagai dalil akan perpecahan.

http://iqna.ir/fa/news/3510177

Kunci-kunci: kaligrafer ، pameran ، al-quran ، seni
captcha